Photobucket

Senin, 20 Juni 2011

Pesawat Kaltim airlines dijadwalkan beroperasi 17 Agustus

(Kalimantan Timur) Pemprov Kalimantan Timur menjadwalkan pesawat terbang milik maskapai Kaltim Airlines segera beroperasi untuk melayani penerbangan intra Kaltim pada 17 Agustus 2011.

"Setidaknya pada 17 Agustus 2011 kita sudah punya satu pesawat milik Kaltim Airlines yang sudah beroperasi," kata Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak.

Terkait dengan harapan itu, maka Pemprov Kaltim secepatnya menyiapkan berbagai tahapan agar program tersebut segera terealisasi, misalnya membentuk perusahaan (maskapai) penerbangan dan permodalan, khususnya untuk membeli pesawat terbang.

Rencananya jenis pesawat yang akan digunakan untuk pelayanan intern Kaltim yaitu pesawat dengan jenis C212-300 atau CN235-220. Pesawat tersebut rencananya akan dibeli secara kredit leasing.

"Khusus Air Operate Certificate (AOC) atau izin operasi pesawat Kaltim Airlines akan dititipkan ke airlines lainnya," ujar Awang.

Terdapat empat tahapan perencanaan pada Kaltim Airlines itu, yakni pada tahap awal adalah pembuatan jembatan udara di Kaltim masing-masing Samarinda dan Balikpapan.

"Kedua Bandara (bandar udara) tersebut nantinya akan digunakan untuk kepentingan yang berbeda," ujarnya.

Bandara di Samarinda akan digunakan untuk penerbangan intern Kaltim dengan menggunakan pesawat-pesawat dengan ukuran yang tidak terlalu besar.

Sedangkan bandara Balikpapan akan digunakan untuk penerbangan antar daerah, mengingat "runway" (landasan pacu) Balikpapan telah siap untuk dipergunakan pesawat-pesawat besar.

Kedua, Intra borneo yaitu pelayanan penerbangan Kaltim Airlines dari wilayah kaltim ke seluruh wilayah-wilayah di Pulau Kalimantan.

Tahap ketiga, jelajah nusantara atau pelayanan Kaltim Airlines ke seluruh Indonesia.

Sedangkan tahap keempat, "go regional" merupakan rencana pelayanan penerbangan Kaltim Airlines ke negara-negara tetangga, misalnya Singapura, Malaysia dan Thailand.

Keempat "master plan" tersebut akan dilaksanakan secara bertahap dengan melihat prospek kedepannya.

Bagi para pengguna via blackberry, info proyek dan detail tender lainnya dapat dilihat di versi web www.tender-indonesia.com.


http://www.tender-indonesia.com/tender_home/innerNews2.php?id=9922&cat=CT0022

Gandeng Investor, Pemprov Kaltim Berencana Bikin 'Borneo Airlines'

Samarinda - Pemerintah provinsi Kalimantan Timur berencana mendirikan maskapai penerbangan untuk melayani penerbangan komersil di kawasan perbatasan dengan Malaysia. Rencananya salah satu nama yang bakal dipilih adalah Borneo Airlines.

"Nama maskapainya nanti bisa Kaltim Airlines, bisa juga Borneo Airlines. Kepastiannya masih digodok lebih lanjut," kata Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Timur Zairin Zain kepada wartawan usai mengikuti rapat pembahasan maskapai penerbangan tersebut di Kantor Gubernur Kalimantan Timur, Jl Gadjah Mada, Samarinda, Senin (25/4/2011) sore WITA.

Pendirian maskapai berbentuk Perseroan Terbatas (PT) sekaligus penerbangan perdana, dijadwalkan akan dilakukan bulan Agustus 2011 mendatang. Tahap awal, Pemprov Kaltim akan melakukan sistem sewa beli 1 unit pesawat tujuan Datah Dawai, Long Ampung, dan Long Bawan.

"Rencana 5 pesawat. Tahap awal kita akan gunakan 1 unit pesawat dari Bandara Sepinggan Balikpapan," ujar Zairin.

Meski demikian, sambung Zairin, jenis pesawat yang akan digunakan dalam penerbangan perdana tersebut, belum ditentukan. Menurutnya, jenis pesawat yang akan digunakan akan disesuaikan dengan panjang landasan pacu di tempat tujuan.

"Panjang landasan-landasan pacu di daerah perbatasan itu perlu dihitung teliti untuk disesuaikan dengan jenis pesawat. Supaya nanti tidak rugi," imbuh Zairin.

"Yang jelas, setelah maskapai berdiri, panjang landasan bandara-bandara yang di perbatasan, kita bangun, kita perpanjang tahun ini juga," tambahnya.

Zairin memastikan, pendirian maskapai dan pembelian pesawat, tidak melibatkan dana APBD Kalimantan Timur dalam hal pendanaan. Sejumlah investor, telah menawarkan diri untuk terlibat dalam maskapai tersebut.

"Banyak investor yang menawarkan diri. Mau perusahaan, mau perorangan juga ada. Yang jelas, tidak ada dana APBD," tegas Zairin.

"Sepertinya memang sistem sewa beli. Ada perusahaan leasing pesawat yang siap membantu," terang Zairin.

Untuk memuluskan rencana pendirian maskapai penerbangan tersebut, Pemprov Kalimantan Timur menunjuk PC Aero Incorporation sebagai konsultan penerbangan.

Ditemui terpisah, Consulting Partner PC Aero Incorporation Samudra Sukardi mengatakan, untuk memenuhi keinginan memiliki 5 pesawat yang akan digunakan dalam maskapai tersebut, diperlukan dana investasi sekitar US$ 30 juta dengan harga US$ 5-6 juta per unit pesawat.

"Yang mengoperasikan nanti bisa Merpati, Pacific Royal atau Batavia Air," ujar Samudra.

"Jenisnya masih dianalisa. Misalnya di bawah 25 orang penumpang, bisa jenis NC 212, bisa karavan. Kalau di atas 50 orang, bisa ATR bisa Fokker 50," jelas Samudra.

Samudra mengaku menyarankan Pemprov Kaltim untuk melakukan sewa beli pesawat, menyesuaikan dengan alokasi perunit pesawat.

"Kalau saya sarankan sistem sewa beli karena dana kecil bisa kita kelola. Tapi kalau punya uang banyak, daripada taruh di Swiss, ya gunakan saja (membeli langsung)," terang Samudra.


http://www.detikfinance.com/read/2011/04/25/172346/1624980/4/gandeng-investor-pemprov-kaltim-berencana-bikin-borneo-airlines

Samarinda Tak Minati Investasi Kaltim Airlines

Samarinda - Pemerintah kota Samarinda tidak berencana untuk ikut menanamkan saham di PT Kaltim Aviation Holding- perusahaan induk pemilik PT Kaltim Airlines.

Menurut Wakil Walikota Samarinda Nursyiwan Ismail, di Samarinda, akhir pekan ini bahwa hal itu dikarenakan kondisi keuangan Pemkot tidak memungkinkan untuk berinvestasi.

"Sekarang kondisi keuangan pemkot lagi defisit anggaran dan mempunyai hutang atau kewajiban pihak ketiga sebesar Rp 650 milyar, sehingga membuat peluang Pemkot Samarinda melalui Perusda PDPAU (Perusahaan Daerah Pergudangan dan Aneka Usaha) sangat kecil untuk ikut investasi," katanya.

Nursyiwan menjelaskan keuangan Pemkot saat ini sangat terbatas dan sangat kecil peluang ikut.
Apalagi PDPAU dimiliki Pemkot juga belum sehat untuk menaruh saham di PT Kaltim Airlines yang diusulkan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak dan tim konsultan Samudra Sukardi.

"Saya sebenarnya tidak bisa menjawab pasti mengenai apakah ikut atau tidak menaruh saham di Kaltim Airlines. Karena, kebijakan ada di Pak Walikota. Tapi dilihat keuangan Pemkot yang sangat terbatas ya kecil peluang ikut," katanya.

Selain itu, menurut Nusyirwan, misalkan untuk memakai APBD Kota Samarinda membiayai Kaltim Airlines harus melalui persetujuan DPRD.

"Ikut menanam saham di Kaltim Airlines kan harus melalui pertimbangan persetujuan DPRD kalau memakai APBD. Tapi setahu saya statement Gubernur kan bukan APBD yang diinvest, tapi murni swasta. Nah kalau begitu, Perusda Pemkot nggak kuat karena PDPAU belum sehat," katanya

Berdasarkan informasi saham PT Kaltim Aviation Holding ditawarkan ke para bupati/walikota di Jakarta. Saham yang ditawarkan adalah bagian pemerintah sebesar 51 persen yang kini masih dikuasai Perusda MBS (Melati Bhakti Satya).

Disebutkan, ada tiga model pembiayaan yang saat ini masih dipilih untuk membiayai Kaltim Airlines. Yaitu, melalui sharing investasi Perusda-Investor, pembiayaan melalui PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA), atau leasing to purchase melalui China Development Bank (CDB)

http://rrisamarinda.net/samarinda/404-samarinda-tak-minati-investasi-kaltim-airlines.html

Masyarakat Perbatasan Dukung Kaltim Airlines

SAMARINDA – Pendirian maskapai penerbangan PT Kaltim Airlines diakui Kepala Badan Perbatasan, Pedalaman dan Daerah Tertinggal (BPKP2DT) Kaltim, Adri Patton, seakan menjadi obat kerinduan bagi masyarakat di pedalaman dan perbatasan, guna mengatasi keterbatasan sarana transportasi mereka.

“Selama ini, banyak daerah perbatasan yang belum terlayani jasa penerbangan. Sebab, satu-satunya transportasi yang dapat digunakan ke beberapa daerah perbatasan itu hanya dengan pesawat,” jelas Adri Patton saat ditemui wartawan, Senin (13/6), terkait respon masyarakat daerah perbatasan terhadap pendirian Kaltim Airlines.

Berbicara di kantor Gubernur Kaltim, Samarinda, ia menyebut, kebijakan Gubernur H Awang Faroek Ishak mendirikan Kaltim Airlines diharapkan menjadi satu terobosan positif bagi masyarakat di perbatasan. Namun, menurut dia, tetap saja harus dilihat tujuan pendiriannya sendiri, apakah sebagai proyek untuk mencari keuntungan (orientasi bisnis) atau sebagai upaya memberikan pelayanan publik (public service).

“Kalau dia (Kaltim Airlines) memberi subsidi ongkos transportasi bagi orang dan barang tujuan di tiga kawasan perbatasan berarti lebih berorientasi pada public service. Namun, jika lebih fokus pada pelayanan transfortasi ke berbagai daerah bukan wilayah perbatasan berarti berorirentasi bisnis. Yang penting, dia mengunakan manajemen By Objective (manajemen sesuai objektif) sehingga Kaltim Airlines jadi lebih baik,” tegasnya.

Wilayah provinsi Kaltim seperti diketahui memilik tiga kabupaten yang berbatasan langsung dengan Malaysia, yakni Malinau, Nunukan dan Kutai Barat. Sebagian di antara tiga wilayah kabupaten ini relatif masih terisolir karena keterbatasan sarana transportasi. Sekali pun ada sarana transportasi udara, tapi pelayanannya dirasakan masih kurang maksimal.

Berkaitan itu, Adri Patton menyambut baik pendirian Kaltim Airlines. Ia berharap, penerbangan Kaltim Airlines nanti dapat dikelola dengan baik oleh manajemen yang berpengalaman lebih banyak di bidangnya. “Jika tidak dikhawatirkan akan menimbulkan kendala. Contohnya baru-baru ini pesawat yang selama ini melayani rute perbatasan di demo masyarakat sekitar, karena ketidakpuasan terhadap pelayanan penerbangan selama ini,” ujarnya.

Apakah penerbangan ini akan bisa membebaskan belenggu keterisoliran masyarakat kawasan perbatasan terhadap pertumbuhan ekonomi? “Ya jelas. Dengan terbukanya keterisoliran dan besarnya kapasitas pesawat penumpang yang terbang, tentu akan mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi di daerah perbatasan,” tegasnya.

Menurut dia, masyarakat di kawasan perbatasan menyambut baik pendirian Kaltim Airlines. Sebab, kebutuhan masyarakat akan penerbangan sangat tinggi. Buktinya, penerbangan yang tadinya hanya dua kali seminggu dan ditingkatkan menjadi lima kali dalam seminggu terlihat sangat pesat peningkatannya.

“Banyak penumpang yang masuk waiting list (daftar tunggu) lagi. Yang pasti, lima kali penerbangan dalam seminggu selalu penuh penumpang. Ini menandakan orang yang menuju dan keluar daerah perbatasan semakin banyak. Terlebih penerbangan di kawasan perbatasan di subsidi oleh pemerintah, sehingga harga tiketnya lebih terjangkau. Namun, saya yakin meskipun tidak bersubsidi penerbangan pun akan tetap diminati,” ujarnya. (arf-dil/diskominfo).
teks foto :
Adri Patton (foto : yoyo/diskominfo) 
http://diskominfo.kaltimprov.go.id/berita-558-masyarakat-perbatasan-dukung-kaltim-airlines.html

KPMKT Dukung Percepatan Tol Balikpapan-Samarinda

tribunkaltim/fachmi rachman
Rapat konsulidasi PP KPMKT

Musyawarah Besar (Mubes) Keluarga Pelajar Mahasiswa Kalimantan Timur (KPMKT) disepakati akan digelar di Yogyakarta, pertengahan Juli 2011. Agenda Mubes selain pergantian pengurus PP KPMKT, juga membahas AD/ART dan beberapa program kerja.

Menurut Ketua PP KPMKT Kas Hariyanto, masih rangkaian Mubes akan digelar seminar tentang dana perimbangan menghadirkan mantan Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu, Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan, dan Kepala Dispenda Kaltim Hazairin Adha.

Selain menyepakati agenda Mubes, rapat konsolidasi pengurus PP dan Ketua Cabang KPMKT se Indonesia juga merekomendasikan dukungan mempercepat pembangunan tol, pembenahan sistem beasiswa, dan rencana kegiatan bakti sosial berupa sunatan massal dan donor darah di Balikpapan.

Tadi malam, pengurus KPMKT mendapat kesempatan bersilaturahmi dengan Ketua DPRD Kaltim HM Mukmin Faisyal HP. Hadir juga anggota Komisi IV DPRD Kaltim yang juga pengurus PP KPMKT Encik Widiyani . Dalam pertemuan tersebut para mahasiswa menyampaikan aspirasi kepada Ketua DPRD, diantaranya menyangkut asrama mahasiswa di luar Kaltim, seperti Palu , Semarang, Surabaya, Bandung, Banjar, dan Jakarta.

Mukmin berjanji akan memperjuangkan aspirasi mahasiswa tersebut saat pembahasan dengan Pemprov Kaltim. "Keinginan adik-adik mahasiswa tentu akan kita perjuangkan. Keberadaan asrama ini sangat penting. Apakah dibangun asrama baru, atau cukup kontrak rumah untuk mahasiswa. Nanti kita bicarakan dengan Pemprov," kata politisi Partai Golkar ini.

Hamsing, Ketua KPMKT Cabang Palu ikut mengritisi kebijakan pembangunan Kaltim yang belum merata, terutama di wilayah Kaltara. "Kebetulan saya berasal dari Sebatik. Selama ini belum merasakan pembangunan di daerah utara, termasuk Sebatik. Saya berharap Ayahanda (Ketua DPRD Kaltim) mengingatkan Gubernur agar kebijakan pembangunan tidak terpusat di wilayah Selatan saja," ujarnya.

Ketua PP KPMKT Kas Haryanto menambahkan, hasil rapat koordinasi seluruh cabang merekomendasikan mendukung percepatan pembangunan tol Balikpapan-Samarinda. "Keberadaan tol sangat penting untuk kemajuan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Kaltim. Kami mahasiswa KPMKT mendukung pembangunan tol," tegas Kas.

Menanggapi hal tersebut, Mukmin menyatakan salut dengan dukungan KPMKT. Menurut wakil rakyat dari Dapil Balikpapan, PPU dan Paser ini, pembangunan tol harus diteruskan demi kemajuan Kaltim. "Kalau ada yang tidak setuju jumlah tidak banyak, karena mayoritas anggota Dewan yang merupakan perwakilan rakyat Kaltim mendukung pembangunan tolon," kata Mukmin. (*)

Penulis : Sumarsono
Editor : Sumarsono

http://kaltim.tribunnews.com/2011/06/03/kpmkt-dukung-percepatan-tol-balikpapan-samarinda

REUNI SEMINAR KPMKT 21 - 22 Mei 2011 di Samarinda



Senin, 13 Juni 2011

Balikpapan Baru Saja Dinobatkan Jadi Kota Terbersih Nomor 2 Di Asean!

Balikpapan- kota beriman sukses meraih prestasi di tingkat the association of southeast asian nations (asean).setelah dilakukan penilaian secara matang,balikpapan akhirnya meraih sertifikat sebagai kota kategori sedang yang sukses memberi perhatian terhadap kondisi lahan atau lebih dikenal dengan istilahclean land.

Balikpapan berada di urutan kedua,di bawah kota phitsanulok (thailand).disamping itu,balikpapan juga sukses mengalahkan perwakilan kota yang berasal dari vietnam,malaysia,dan kamboja."ini tentunya sebuah prestasi dan apresiasi buat kita (balikpapan,red) yang berupaya memaksimalkan pengelolahan lahan," ujar walikota balikpapan h imdaad hamid se.

Sofyan-akrab kabag humas disapa,menuturkan bahwa sertifikat tersebut diserahkan langsung oleh environmentaly sustainable cities (esc) yang kebetulan juga sedang melakukan pertemuan asean working group on environmentally sustainable cities (awgesc) di kota tangon,myanmar.selama dua hari mulai 2 mei lalu.selain balikpapan,turut hadir perwakilan dari kota makasar,palembang dan pekanbaru untuk kategori kota besar.

Sertifikat penghargaan sendiri diterima langsung pak rizal (wawali kota balikpapan) didampingi skpd yang bersinggungan dengan lingkungan tersebut.

Yang dianggap prestasi juga oleh awgesc karena balikpapan berhasil meningkatkan jumlah pohon yang ditanam tahun 2010.termasuk sistem pengelolaan sampah,air dan sanitasi yang juga telah dilakukan,dan kini balikpapan berusaha pada kegiatan lain berupa pengelolaan udara bersih dan pendidikan lingkungan hidup.

Nah,untuk membantu program itu,balikpapan berkesempatan meraih dukungan atau bantuan.baik itu infrakstrur maupun dana.dengan cara mengajukan proposal pengelolaan lingkungan pada consultant international untuk menangani pembuatan proposal dan kerja sama luar ngeri (negara donor)









http://campurb.blogspot.com/2011/06/balikpapan-baru-saja-dinobatkan-jadi.html

Rabu, 01 Juni 2011

Inilah perkiraan jenis pesawat yang akan dioperasikan oleh Kaltim Air.

DHC8-100


CN 235-220


C 212-300


Carravan 208b


Y12.



Oleh : Boesran Hidayat.
http://campurb.blogspot.com/2011/05/inilah-perkiraan-jenis-pesawat-yang.html

Bandara Sepinggan Jadi Pengumpul Pesawat Kaltim Airlines

Samarinda (ANTARA) - Dalam rencana pendirian Kaltim Airlines yang pada tahap awal untuk melayani penerbangan ke kawasan perbatasan dan pedalaman provinsi itu, Bandara Sepinggan Balikpapan diproyeksikan sebagai bandara pengumpul pesawat.

"Hasil kajian oleh Consulting Partner AOC Aero terhadap pengoperasian Kaltim Airlines, maka Bandara Sepinggan sebagai pengumpul, sedangkan Bandara Samarinda atau Temindung akan jadi pengumpan," kata Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Awang Faroek Ishak di Samarinda, Selasa.

Kaltim Airlines melalui Bandara Samarinda Baru (BSB) atau untuk sementara melalui Bandara Temindung, karena BSB belum rampung, rencananya akan mengalirkan rute penerbangan menuju Bandara Nunukan, Bandara RA Bessing Malinau, dan Bandara Sangkimah Kutai Timur.

Selain itu, dari Samarinda juga melayani penerbangan ke Bandara Tanjung Harapan, Tanjung Selor di Bulungan, Bandara Melalan Sendawar di Kutai Barat, Bandara Datah Dawai di Kutai Barat, Bandara Long Bawan di Nunukan, Bandara Long Ampung di Malinau, Bandara Paser dan Bandara Bontang.

Untuk tahap awal, jumlah pesawat yang disarankan adalah lima unit. Tipe yang akan menjadi pilihan di antaranya DHC8-100, CN 235-220, C 212-300, Carravan 208b dan Y12.

Waktu yang dipersiapkan menuju penerbangan perdana perusahaan penerbangan bernama Kaltim Avation Holding, pemilihan dan kerja sama dengan AOC, diselesaikan pada Mei 2011.

Kemudian untuk proses penyediaan dan sewa pesawat dilakukan Juni hingga Juli 2011. "Jika semua berjalan mulus, maka pada 17 Agustus 2011 penerbangan pertama Kaltim Airlines sudah dapat diwujudkan," katanya.

Skema yang digunakan untuk pembentukan Kaltim Airlines adalah Holding Company yang bernama Kaltim Aviation. Perusahaan ini membidangi penerbangan, hotel, katering, sekolah penerbangan dan lain-lain.

Setelah Kaltim Aviation disahkan, kemudian membuat badan hukum berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dengan nama Kaltim Airlines, yakni sebagai salah satu anak perusahaan Kaltim Aviation.

Ini berarti yang memiliki pesawat adalah Kaltim Airlines, bukan Kaltim Aviation, karena Kaltim Airlines sahamnya sebesar 99,9 persen milik Kaltim Aviation.

Pendirian Kaltim Airlines juga mendapat dukungan dari berbagai investor, di antaranya dari Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Kaltim Fauzi A Bachtar.

Bahkan Fauzi dan rekan telah membulatkan tekad dengan menanamkan modal 49 persen dalam usaha penerbangan tersebut.

Investasi awal untuk mewujudkan Kaltim Airlines sebesar USD 6 juta (dolar Amerika) atau setara dengan Rp60 miliar dengan sistem sewa-beli.

Sedangkan untuk kepemilikan saham sebesar 49 persen itu, maka investor hanya menyediakan dana awal sekitar Rp29,4 miliar guna sewa-beli lima unit pesawat atau rata-rata Rp5,9 miliar per unit pesawat.


http://id.berita.yahoo.com/bandara-sepinggan-jadi-pengumpul-pesawat-kaltim-airlines-003207389.html

Website Kaltim Air

 
 
 
http://campurb.blogspot.com/2011/05/website-kaltim-air.html

DPRD Siap Dukung Kaltim Airlines - Minta Tanpa APBD Dan Aset Daerah

SAMARINDA – Pendirian Kaltim Airlines terus bergulir. Dalam pertemuan antara Pemprov Kaltim dengan DPRD Kaltim, Selasa (24/5) kemarin, dewan meminta supaya tidak menggunakan APBD dalam penyertaan modal dan tidak menggunakan aset.

Pertemuan dihadiri Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak, Wakil Gubernur Farid Wadjdy, Sekprov Irianto Lambrie dan seluruh kepala satuan kerja perangkat daerah. Sementara dari legislatif hadir Ketua DPRD Mukmin Faisjal serta Komisi II dan Komisi III.

Dalam paparannya, Gubernur menjelaskan, beberapa pemkab/pemkot sudah menyatakan dukungan. Pemkab Malinau, kata Faroek, sudah siap mengambil saham dan menyiapkan Rp 35 miliar. Sedangkan Berau, masih menurut Gubernur, meminta agar Bandara Kalimarau menjadi home base maskapai ini.
Saat ini, Aviation Holding sebagai perusahaan induk. Sementara BUMN yang menyatakan akan ikut yaitu PT Dirgantara Indonesia dan Penerbangan Nasional yang akan digunakan Air Operator’s Certificate (AOC) untuk beroperasinya Kaltim Airlines. Menurut Gubernur, sebagai investasi awal, diperlukan USD 6 juta atau sekitar Rp 54 miliar.

Dalam pertemuan kemarin, sejumlah anggota DPRD mempertanyakan, bagaimana Perusda Melati Bhakti Satya (MBS) mendapatkan komposisi 51 persen. Menurut anggota Komisi III Andi Harun, dari penilaian panitia khusus (pansus) evaluasi Perusda yang dia ketuai, kekuatan keuangan Perusda tidak akan mampu untuk ikut dalam investasi ini. “Kecuali aset yang dikonversi. Ini harus diwanti-wanti,” tuturnya, usai pertemuan.

Sementara Wakil Ketua Komisi III Darlis Pattalongi mengatakan, Kaltim tidak memiliki “hardware” dan “software” yang mendukung dalam pendirian maskapai ini. “Hardware-nya, banyak bandara yang panjangnya tidak mencukupi untuk pesawat jenis Gran Caravan. Sementara software-nya, kompetensi direksi yang harus diperhatikan,” terang dia.

Dikatakan, sudah banyak pengalaman yang menunjukkan bisnis penerbangan. Di antaranya, Jabar Aviation yang tidak jadi dan pengoperasian Feri Ro-Ro oleh beberapa pemkab/pemkot yang bermasalah.
Sementara Syaparudin, sekretaris Komisi I mengatakan, track record (rekam jejak) Samudra Sukardi yang menjadi konsultan dalam pendirian maskapai, juga kurang baik. Di antaranya, ketika menjadi Direktur Utama Riau Airlines, justru maskapai itu kini di ambang kebangkrutan. “Ini bisnis yang penuh risiko. Jika menggunakan APBD, bisa bermasalah,” ungkapnya.

Sejumlah anggota DPRD juga mengungkapkan, pada dasarnya mendukung Kaltim Air yang akan menjembatani transportasi udara di Kaltim. Tetapi, selama tidak menggunakan APBD atau mengonversi aset pemprov.

Ketua Komisi II Rusman Yaqub mengatakan, pemprov tidak perlu secara langsung turun dalam bisnis ini. Disoroti pula, komunikasi politik yang kurang tentang pendirian masalah ini, di mana pemprov dinilai kurang berkomunikasi dengan DPRD, sedari awal pendirian.

Menjawab itu, Gubernur mengatakan, Riau Airlines mulai menurun justru setelah ditinggalkan Samudra Sukardi. “Nama itu direkomendasikan oleh tokoh-tokoh penerbangan. Tidak sembarangan,” ungkapnya.
Sementara ini, Gubernur menyebutkan, sudah ada tiga pesawat dari PT Dirgantara Indonesia yang siap masuk dalam kerja sama ini. Soal penyertaan modal dari APBD, Gubernur mengaku tidak pernah berpikir hal tersebut. “Tapi kalau Perusda dari kabupaten kota, tentu tidak bisa dilarang,” lanjut dia.
Soal penilaian kurangnya komunikasi, Gubernur mengatakan, dia tidak pernah bermaksud demikian. “Apa yang diberitakan di media, itu semua belum matang. Percayalah, saya tahu kapan harus menyampaikan ini ke legislatif,” terang Faroek. (fel)


http://www.kaltimpost.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=101141

17 Agustus, Kaltim Airlines Mengudara

SAMARINDA, Kompa.com — Kalimantan Timur serius ingin segera mempunyai maspakai penerbangan. Kaltim Airlines, nama maskapai itu, ditarget mengudara perdana pada 17 Agustus. Sebagai langkah awal, Selasa (17/5/2011), akta pendirian PT Kaltim Aviation, holding company yang mewadahi Kaltim Airlines, ditandatangani.

"Untuk sharing kepemilikan saham, belum diputuskan karena baru dilakukan pembicaraan. Penentuan rute perdana, pesawat yang digunakan, tenaga kerja, dan penawaran-penawaran dari mereka yang berminat gabung ke Kaltim Airlines Pembicaraan maupun negosiasi-negosiasi segera digencarkan dan dipastikan tidak menemui masalah. Sebab, sejumlah perusahaan badan usaha milik negara (BUMN), perusahaan swasta, maupun pengusaha lokal telah menyatakan siap mendukung. Demikian juga pemerintah kabupaten se-Kaltim.

Juga belum ditentukan, namun secepatnya kami bahas," ujar Sabri Ramdhani, Komisaris Utama PT Kaltim Aviation, Selasa.

Sabri mengungkapkan, Kaltim Airlines akan menjadi terobosan baru untuk mengurai kendala transportasi antarwilayah di Kaltim. Mendirikan maskapai, dalam banyak hal, juga diyakini lebih hemat dan efektif dari sisi biaya daripada mengalokasikan dana untuk membangun jalan raya.

Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak berani mematok 17 Agustus mendatang sudah dilakukan penerbangan perdana Kaltim Airlines. Menyinggung mengenai target tersebut, Sabri mengakui memang waktu yang pendek. Namun, dia tetap optimistis dan menganggapnya tantangan.

Optimistime Sabri ada alasannya. Sebab, sebelum akta pendirian Kaltim Aviation ditandatangani, sejumlah BUMN sudah menyatakan dukungannya. Salah satunya adalah PT Dirgantara Indonesia yang siap membantu dalam mengupayakan pesawat berbaling-baling.

Ada juga yang telah menyatakan dukungan untuk mengelola aset dan izin operasional penerbangan. "China Development Bank juga telah menawarkan leasing pesawat dan sudah menyatakan siap datang ke Kaltim. Perusahaan dan pengusaha juga menunggu diajak bekerja sama karena mereka punya kepentingan bisnis yang jelas terbantu," kata Sabri.

Sabri belum bisa memaparkan rute-rute mana yang paling mungkin diambil untuk penerbangan perdana. Tentang hal itu, pihaknya akan berembuk dengan pemkab-pemkab. Sebab, setidaknya, pesawat komersial berbaling-baling (berpenumpang 40-an orang) membutuhkan landasan pacu minimal 1.400 meter.

"Saya yakin, kepastian Kaltim Airlines juga memacu pemkab memerhatikan bandara masing-masing, termasuk menyentuh perbaikan dan perpanjangan landasan pacu di bandara-bandara perbatasan. Kaltim Airlines siap bersaing dengan maskapai yang selama ini ada," ucapnya.


http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/05/17/21022937/17.Agustus.Kaltim.Airlines.Mengudara

Kadin Siap Kuasai 49 Persen Saham Kaltim Air

Samarinda - Kamar Dagang Industri (Kadin) Provinsi Kaltim menyatakan kesiapan menguasai 49 persen saham untuk maskapai penerbangan Kaltim Air.

Wakil Ketua Hukum dan Etika Usaha Kadin Kaltim, Daeng Naja mengatakan, penguasaan saham itu dilakukan secara konsorsium dengan total biaya diperkirakan mencapai Rp3 miliar per tahun. Sebab pihak pemprov kaltim akan membeli 5 unit pesawat secara kredit dengan biaya hingga Rp6 miliar.

Menurut Daeng Naja, pihaknya berkomitmen membantu Pemprov dalam penyediaan transportasi bagi masyarakat di pedalaman dan perbatasan, dan Ia menilai pihak kadin bisa menjadi pemegang saham mayoritas dengan melebihi jatah 49 persen bagi swasta, dengan cara membeli saham melalui tangan perusahaan daerah melati Bhakti Satya milik Pemprov Kaltim.

Dengan kondisi ini, Daeng Naja optimis, Pemprov Kaltim akan memiliki maskapai Kaltim Air tanpa menggunakan dana APBD, terkecuali ada kabupaten kota yang ingin turut memiliki saham namun belum memiliki Perusda.

Daeng Naja menambahkan, cukup banyak sumber pendanaan swasta dari kabupaten-kota di Kaltim yang bisa digali, termasuk tawaran maskapai penerbangan kalstar yang siap menyediakan sertifikat pilot untuk maskapai Kaltim Air.

Adapun saat ini lanjut Daeng, pihaknya sedang mengerjakan akta notaris untuk pendirian PT Kaltim Aviation, yang akan membawahi Kaltim Air sebagai salah satu bentuk usaha, dengan target penyelesaian hingga 31 Mei mendatang.

(wahyu ramadhani/na


http://www.idcfm.com/berita/kota/samarinda/2477-kadin-kaltim-siap-kuasai-49-persen-saham-kaltim-air.html

Membuka Isolasi Daerah dengan Kaltim Airlines

Warga perbatasan terpakas harus mengantri mendapat tiket pesawat ke Ibukota Kaltim, Samarinda, akibat terbatasanya sarana angkutan udara. Antrian itu tidak jarang harus menunggu bukan hanya bilangan hari tetapi bisa mencapai sebulan lebih baru mendapat giliran.

Kondisi itu sudah dialami warga pedalaman dan perbatasan sejak puluhan tahun. Keluhan dan hibaan bahkan sampai protes juga sudah dilakukan, namun apa daya akibat keterbatasan armada angkutan dan infrastruktur apa yang dirasakan warga perbatasan tidak kunjung berubah.

Warga perbatasan sejak puluhan tahun terpaksa hanya menerima nasib, meskipun sebenarnya mereka tahu suadara-saudara setanah air lainnya sudah hidup dengan berbagai fasilitas memadai.

Bukan itu saja, kekecewaan itu sering dilampiaskan dengan perasaan dan keinginan untuk lepas sebagai warga Negara Indonesia dan ingin menjadi Warga Negara Malaysia yang secara kehidupan dan fasilitas memang harus diakui lebih terjamin.

Sudah banyak pejabat yang datang ke kawasan perbatasan untuk melihat langsung kondisi warga Indonesia di perbatasan pedalaman yang selama ini hanya bisa dijangkau dengan jalur udara dengan kapasitas yang sangat terbatas.

Namun seiring dengan perginya sang pejabat dari tingkat daerah hingga pusat, sirna pulalah harapan warga perbatasan untuk mendapat perhatian sehingga harus berkutat dengan nasib mereka yang harus memenuhi kebutuhan hidup dengan sangat mahal dan tidak jarang yang dibutuhkan juga tidak tersedia.

Banyak warga perbatasan harus menempuh perjalanan panjang dan berliku dengan sarana transportasi apa adanya ke negara tetangga Malaysia untuk memenuhi kebutuhan pokok dan itupun masih harus merasakan kepedihan mendalam karena harga yang ditawarkan pedagang dari negara tetangga sangat mahal.

Kondisi itu harus diterima dengan lapang dada karena tidak ada jalan lain kecuali harus menerima perlakuan tersebut oleh para pedagang dari negara tetangga. Karena kalau harus berbelanja ke negeri sendiri harus mengeluarkan ongkos lebih mahal dan belum tentu bisa dipenuhi lebih cepat.

Harapan untuk mendapat perhatian pemerintah pusat yang selama ini selalu mendengungkan perbatasan sebagai beranda depan negara, namun hingga kini kawasan tersebut masih menjadi bagian belakang yang kondisinya juga masih terbelakang.

Melihat kenyataan itu, satu-satunya harapan adalah bagaimana Pemerintah Provinsi berupaya mengatasi hal itu dengan memanfaatkan pendanaan yang sangat terbatas untuk mengatasi masalah tersebut lebih cepat dan terjangkau.

Dengan harapan upaya yang dilakukan mampu mengatasi masalah yang selama ini memlilit warga perbatasan dan pedalaman yang sebagian hanya bisa didatangi dengan jalur udara dengan armadanya juga sangat terbatas.

Upaya membuka keterisoliran masyarakat Kaltim, terutama di wilayah pedalaman dan perbatasan dengan berbagai cara, mulai dari membangun jalan, jembatan, dermaga penyeberangan, bahkan yang paling baru adalah membangun perusahaan penerbangan sendiri dengan nama Kaltim Airlines.

Keputusan untuk membangun airlines sendiri ini bukan untuk gagah-gagahan atau gengsi semata, tetapi benar-benar diniatkan untuk mempercepat roda ekonomi yang selama ini tidak berputar maksimal, terutama di kawasan pedalaman dan perbatasan.

Semua telah tahu bahwa Provinsi Kaltim sangat luas, yakni mencapai 245,2 ribu kilometer persegi yang merupakan provinsi terluas kedua setelah Papua. Bahkan luasnya melebihi satu setengah kali Pulau Jawa dengan 14 kabupaten/kota.

Kondisi geografis Kaltim sangat beragam mulai dari dataran rendah dengan sungai-sungai besar yang penuh riam berbahaya, hingga perbukitan dan pegunungan dengan ketinggian tidak lebih dari 1.000 meter. Kondisi ini yang membuat pembangunan infrastruktur di Kaltim memerlukan biaya yang sangat besar dan waktu lama.

Belum lagi masalah labilnya tanah di Kaltim yang sering membuat jalan-jalan yang dibangun anjlok dan longsor akibat tidak dapat menahan beban berat dari angkutan yang terkadang melebihi tonase yang disyaratkan.

"Biaya pemeliharaan jalan di Kaltim sangat tinggi mencapai Rp100 juta per kilometer, sementara anggaran untuk infrastruktur ini sangat terbatas, belum lagi prosedur untuk perbaikannya cukup rumit karena ada jalan negara, jalan provinsi dan jalan kabupaten/kota. Jalan Trans Kalimantan saja belum selesai-selesai," ujar Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak di hadapan anggota Komisi V DPR yang membidangi Pekerjaan Umum, Telekounikasi dan Perhubungan yang berkunjung ke Kaltim baru-baru ini.

Salah satu jalan "pintas" untuk membuka isolasi ini adalah dengan pembangunan jalur penerbangan (airlines). Karena, penerbangan yang tersedia saat ini dirasakan tidak maksimal. Bahkan, ada penerbangan yang hanya melayani warga perbatasan sekali seminggu dengan armada pesawat yang sebenarnya tidak nyaman untuk sebuah penerbangan dan penumpang yang terbatas.

CEPAT-NYAMAN

Dengan memiliki penerbangan sendiri, sebut saja impian Kaltim Airlines terwujud, maka masyarakat Kaltim di 14 kabupaten/kota akan dapat merasakan trasnportasi yang cepat, nyaman dan murah disbanding dengan airlines lain yang telah beroperasi.

"Dengan niat ikhlas, saya yakin Kaltim Airlines sebagai jembatan udara Kaltim ini dapat terwujud, apalagi program ini sangat pro rakyat. Bayangkan ada 14 bandara di Kaltim yang dapat didarati pesawat, apa tidak tumbuh perekonomian masyarakat, mobilitas masyarakat dan arus barang serta jasa dapat bergerak cepat," ujarnya usai rapat rencana pembentukan Kaltim Airlines di Ruang Rapat Tepian Kantor Gubernur, Selasa (26/4).

Upaya untuk membangun Kaltim Airlines bukan impian semata, karena sejumlah Bandar Udara (Bandara) di Kaltim rata-rata telah memiliki panjang landasan diatas 1.000 meter yang layak didarati pesawat jenis ATR yang berpenumpang mencapai 48 orang.

"Mimpi saya adalah bagaimana menjadikan tiga Bandara di perbatasan tersebut dapat didarati pesawat jenis Hercules. Disamping dapat menjadi sarana pertahanan dan keamanan, dapat juga mengangkut barang kebutuhan pokok masyarakat," ujar Gubernur.

Selama ini, angkutan barang dan penumpang memang disubsidi Pemerintah Provinsi untuk penerbangan ke perbatasan. Jika tidak disubsidi penerbangan regular harga tiketnya dapat mencapai Rp1 juta, tetapi masyarakat cukup membayar di bawah Rp500 ribu saja.

Walau demikian, ujar Gubernur, harga-harga barang di wilayah perbatsan masih sangat mahal karena daya angkut pesawat yang terbatas. Misalnya semen harganya mencapai Rp1 Juta persak (50 kilogram), Bensin 30 ribu per liter, bagaimana masyarakat dapat hidup dan membangun dengan kesenjangan harga sangat tinggi disbanding dengan daerah laindi Kaltim," ujarnya.

Dengan Kaltim Airlines ini, diharapkan memacu perekonomian Kaltim berputar lebih cepat. Dampak yang akan terjadi dengan lancarnya penerbangan tersebut, tumbuhnya perusahaan angkutan bandara, pembangunan hotel dan restoran, perkembangnya usaha souvenir, tumbuhnya usaha kargo dan lain-lain karena mudahnya mobilitas masyarakat, barang dan jasa.

Sejalan dengan pemikiran Gubernur, Consulting Partner dari PC Incorporation, Samudera Sukardi menilai langkah yang dilakukan Provinsi Kaltim untuk membangun Kaltim Airlines merupakan langkah terobosan yang seharusnya dilakukan provinsi yang memiliki wilayah yang luas dan kondisi geografis sulit untuk dihubungkan dengan jalan darat.

"Bayangkan saja seseorang dari Balikpapan ingin melakukan perjalanan ke Sangatta, maka akan memerlukan waktu tempuh lama dan mengharuskannya menginap. Dengan adanya jalur penerbangan, dapat memperpendek jarak, waktu dan mungkin dapat menekan biaya," ujar Samudera Sukardi yang lebih dari 30 tahun dalam jajaran direksi Garuda Indonesia.

Samudera Sukardi yang kini menjabat sebagai Presiden dan CEO Pacific Royale dan Consukting Partner dari PC Aero Incorporation menjelaskan investasi awal yang dibutuhkan untuk mewujudkan Kaltim Airlines mencapai USD 6 juta untuk pengadaan lima unit pesawat dengan system leasing for purchase atau sewa-beli layaknya kredit kepemilikan kendaraan.

"Jika persyaratan badan hukum dan permodalan telah terkumpul, saya optimis Kaltim Airlines dapat terbang perdana 17 Agustus mendatang seiring dengan HUT Proklamasi RI, dengan sistem sewa dan diterbangkan oleh perusahaan mitra yang memiliki lisensi terbang," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kaltim, Zairin Zain mengatakan panjang landasan yang kini dimiliki kabupaten/kota di Kaltim masih berbeda-beda, terpanjang di Bandara Sepinggan Balikpapan dengan landasan 2.250 meter yang akan ditambah hingga 3.250 meter. Sementara sejumlah kabupaten masih memiliki panjang landasan rata-rata 1.100 meter.

"Hanya ada tiga kabupaten yang belum memiliki bandara, yaitu Tana Tidung, Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara. Selebihnya telah memiliki dengan panjang landasan diatas 1.000 meter dan itu dapat didarati pesawat yang secara ekonomis memiliki nilai komerisal untuk mengangkut penumpang," ujarnya.

Bahkan, tiga Bandara di perbatasan, yaitu Data Dawai di Kutai Barat, Long Bawan di Nunukan dan Long Ampung di Malinau, mendapat prioritas peningkatan. Kini ketiga Bandara itu, yakni Long Bawan 1.200 meter, Long Ampung dan Data Dawai masing-masing Data Dawai 1.100 meter.

Selain itu, Zairin menjelaskan seiring dengan rencana pendirian maskapai Kaltim Airlines yang juga mendapat dukungan dari tiga kabupaten/kota di perbatasan, pihaknya juga akan meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) untuk memenuhi permintaan tenaga perhubungan udara.

"Secara SDM kita telah mampu mengelola sejumlah Bandara di Kaltim karena kualifikasi SDM di Perhubungan itu sudah sesuai dengan standar nasional. Kalau memang dibutuhkan kompetensi, kita akan siap meningkatkan," ujarnya.(yuliawan/hmsprov).

Foto: Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak memamerkan pesawat mini pada rapat pembahasan tentang pembentukan Kaltim Airlines. (syaiful/humasprov kaltim)


http://www.kaltimprov.go.id/kaltim.php?page=detailberita&id=5107

Kaltim Air Akan Terbang Bulan Agustus

Kepastian adanya perusahaan penerbangan di Kaltim yang akan dinamai Kaltim Airlines akan mulai serius digarap, dan jika sesuai dengan rencana, penerbangan pertama akan dilakukan Agustus ini.
Hal ini diutarakan oleh Pimpinan Consulting Partner PC Aero, Samudra Sukardi.
Menurutnya, Kaltim sudah harus bersiap-siap melanjutkan rencana pendirian Kaltim Airlines tersebut.
Penggabungan pihak terkait rencananya berbentuk Kaltim Aviation Holding yang akan diisi jajaran Pemprov Kaltim, pemerintah kota/kabupaten, PC Aero, unsur Perusda Melati Bhakti Satya (MBS) dan pemilik Air Operator Certificate (AOC).

Menurut Sukardi, Bandara Sepinggan Balikpapan akan menjadi bandara pengumpul dan Bandara Samarinda Baru (BSB) akan menjadi bandara pengumpan Kaltim Airlines melalui BSB/Temindung yang rencananya akan mengalirkan rute penerbangan menuju Bandara Nunukan, Bandara RA Bessing Malinau, Bandara Sangkimah Kutai Timur, Bandara Tanjung Harapan di Tanjung Selor Bulungan, Bandara Melalan Sendawar (Melak) di Kutai Barat, Bandara Datah Dawai di Kutai Barat, Bandara Long Bawan Nunukan, Bandara Long Ampung di Malinau, Bandara Paser dan Bandara Bontang.
Untuk tahap awal, jumlah pesawat yang disarankan adalah 5 pesawat. Tipe yang akan menjadi pilihan diantaranya DHC8-100, CN 235-220, C 212-300, Carravan 208b dan Y12.

"Waktu yang dipersiapkan menuju penerbangan perdana ditargetkan selesai April. Pemilihan dan kerjasama dengan AOC diselesaikan Mei, proses penyediaan dan sewa pesawat, Juni hingga Juli. Jika semua berjalan mulus, maka Agustus tahun ini penerbangan pertama Kaltim Airlines sudah dapat diwujudkan," terang Sukardi.

Mantan Direktur Utama Garuda tersebut, menyebutkan ada 3 poin penting yang harus disepakati jika menginginkan pendirian Kaltim Airlines berjalan sukses. Pertama, berkaitan dengan kesamaan tujuan dan motivasi seluruh komponen daerah untuk mewujudkan Kaltim Air sebagai jembatan udara di Kaltim. Kedua adalah terkait modal kerja atau finansial dan ketiga pengelolaan Kaltim Airlines harus profesional.

"Bisnis penerbangan ini tidak ada yang economic skill, semua memerlukan permodalan yang kuat. Pemprov dan Perusda harus segera menemukan solusi untuk itu. Yang lebih penting lagi, tidak ada istilah titipan pegawai atau apa. Pengelolaan Kaltim Airlines harus benar-benar profesional," ujar Samudra Sukardi.




http://www.sapos.co.id/index.php/berita/detail/Rubrik/15/16321

Kaltim Air Akan Jadi Kenyataan

Impian Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak agar Kaltim memiliki penerbangan sendiri bernama Kaltim Airline sepertinya bakal menjadi kenyataan.

Usai rapat dengan elemen terkait kemarin, dengan wajah ceria, Awang Faroek mengatakan kalau hal itu sebentar lagi akan terwujud.

Dan yang akan turun tangan langsung untuk perwujudannya adalah mantan Direktur Utama Garuda, Samudra Sukardi.

"Insya Allah akan menjadi kenyataan, karena ini akan ditangani secara profesional, oleh tokoh penerbangan dan beliau adalah mantan Direktur Utama Garuda, Samudra Sukardi. Saat ini dia sedang menyusun konsep Kaltim Air," ujar Awang kepada wartawan.

Dan untuk merealisasikan itu, sudah disepakati dan ditunjuk PT Penerbangan Nasional (Penas) yang telah memiliki Air Operator Certificate (AOC). Artinya boleh membeli pesawat ataupun leasing.
"Dan untuk permodalan, kita akan kolaborasi dengan seluruh kabupaten/kota dan juga provinsi, tapi tahapnya pasti kita akan bicara dengan DPR," jelas Awang.

Walaupun pembentukan Kaltim Airline akan menjadi kenyataan, namun Awang Faroek meminta hal ini jangan diributkan dulu, karena masih ada tahapan yang harus dilalui yakni pembicaraan dengan DPR.

"Tapi jangan diributkan dulu, karena masih akan dibicarakan dengan DPR dulu, setelah itu kita akan ajak swasta untuk bergabung," tambahnya.

Ditanya apakah ada kemungkinan, nanti akan bergabung se-Kalimantan dan akan menjadi Borneo Airline, Awang Faroek mengatakan, untuk tahap pertama, Kaltim Airline dulu, tapi tidak menutup kemungkinan akan menjadi Borneo Airlines.

"Mudah-mudahan dalam waktu dekat akan final. Untuk tahap pertama rencana disiapkan 2 sampai 5 pesawat dulu, terserah mau leasing atau beli. Tapi kalau beli dirasa berat, ya leasing saja dulu," ujarnya.


http://www.sapos.co.id/index.php/berita/detail/Rubrik/15/16249

Kalstar Siap Menjadi Kaltim Air - Fauzi Bachtiar : PT Merex Tidak Punya Etika.

BILA memang PT Merex Indonesia mundur bekerja sama dengan Pemprov Kaltim, PT Kalstar Aviation siap berganti nama menjadi Kaltim Air. Yefrizal, wakil direktur Kalstar Aviation, mengatakan dengan menggunakan PT Kalstar Aviation, biaya yang harus dikeluarkan Pemprov Kaltim akan bisa ditekan atau tak sebesar mendirikan perusahaan penerbangan baru.

"Kami sebenarnya sudah memiliki ciri khas Kaltim. Bodi pesawat yang kami gunakan juga bercorak Kaltim. Nama Kalstar itu diambil dari singkatan Kalimantan Star atau Bintang Kalimantan," beber Yefrizal, wakil direktur Kalstar Aviation, kemarin.

Namun, soal rencana ganti nama itu, tidak bisa serta merta dilakukan. "Kalau kami diajak bicara, kami siap. Kalau soal berganti nama, kita bisa bicarakan bagaimana prosesnya, agar semua keinginan diakomodir. Saya ngga mau janji-janji dulu," tegasnya.

Sekadar diketahui, Kalstar yang berkantor pusat di Samarinda saat ini melayani penerbangan di empat provinsi di Kalimantan, yaitu Kaltim, Kalsel, Kalteng, dan Kalbar. Untuk Kaltim, Kalstar melayani penerbangan Balikpapan, Samarinda, Nunukan, Tarakan, Berau, dan lainnya.

Terpisah, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kaltim Fauzi A Bahtar mendukung Kalstar menjadi Kaltim Air. Apalagi Kalstar juga milik pengusaha lokal. “Bila memang ingin menggunakan Kalstar, maka ini sesuai dengan harapan gubernur Kaltim untuk memberdayakan pengusaha lokal. Kalstar juga sudah berpengalaman di bidang operator penerbangan," ulasnya.

Dengan begitu, katanya tinggal format kerja samanya saja yang diatur. "Kalau untuk skala Kaltim, Kalstar saya rasa cukup saja. Tapi kalau untuk skala nasional, silakan panggil investor dari luar. Jangan sampai memanggil investor dari luar, tapi skala penerbangannya Kaltim. Kalau hanya untuk Kaltim, mending yang ada saja ditingkatkan," ujarnya.

TAK ETIS

Soal niat PT Merex Indonesia membangun maskapai Kaltim Air sendiri, tanpa melibatkan Perusda Melati Bhakti Satya (MBS), juga membuat Fauzi Bahtar heran. Bagaimana tidak, sebagai penggagas, pemprov justru ditinggalkan.

“Jika dilihat dari sisi hukum, sebenarnya tak ada yang dilanggar. Tapi kalau ditanya apakah dalam dunia bisnis itu etis atau tidak, saya bilang itu tidak etis. Tidak punya etika. Apalagi, MoU (memorandum of understanding/nota kesepahaman, Red.) sudah ditandatangani,” ujar Fauzi, Senin (15/6) kemarin.

Menurut Fauzi, PT Merex seperti sudah tak memiliki moral. “Buat apa pemprov bekerja dengan perusahaan yang tidak memiliki moral,” katanya.

Fauzi mengatakan, rencana pendirian Kaltim Air adalah langkah maju yang perlu didukung, namun harus dikaji dan diperhitungkan isi kesepakatan dan persaingan penerbangan yang sudah ada.

Kadin juga heran dengan alasan PT Merex enggan bekerja sama dengan Perusda MBS, sebagai kepanjangan tangan pemprov, gara-gara sulit mendapat dana dari perbankan. “Justru, sebagai investor, seharusnya sudah punya dana segar, bukannya setelah ada proyek baru mencari dana. Investor apa itu? Memangnya Perusda tidak memiliki dana?” tanyanya.

Fauzi menyoroti pernyataan PT Merex yang bertekad terus maju membangun Kaltim Air. Apalagi, sudah Rp 200 juta dana yang dikeluarkan untuk studi kelayakan pendirian maskapai. “Setahu saya, untuk investor maskapai, dana itu terhitung kecil. Dana untuk membuat FS (feasibility study/studi kelayakan, Red.) maskapai itu bisa sampai Rp 1 miliar,” tegasnya. (eff/fel)


http://www.kaltimpost.co.id/?mib=berita.detail&id=28179

Pemprov. Investor Bahas Kaltim Air Fokus pada Saham dan Jumlah Pesawat.

SAMARINDA – Kelanjutan pendirian maskapai penerbangan Kaltim Air akan dibahas di Hotel Grand Pandurata Jakarta Sabtu (25/4) malam hari ini. Rencananya, Gubernur Kaltim dan rombongan akan membahas secara intensif berbagai pengaturan saham dan mengenai kelengkapan Kaltim Air agar lolos dari Undang-Undang (UU) No 1 tahun 2009 tentang Penerbangan.

“Kami akan membahas ini bersama investor PT Merex Indonesia di Hotel Grand Pandurata. Ini adalah tindak lanjut dari pertemuan terakhir dengan mereka,” ujar Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Kaltim Zairin Zain, kemarin.

Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak dan rombongan saat ini masih berada di Jakarta. Jumat kemarin Gubernur menemui Presiden untuk membahas pemilu yang dilakukan di Kaltim 9 April lalu. “Pertemuan itu dilakukan tertutup antara Gubernur Kaltim dan Presiden.,” ujar Zairin.

Dikatakan Zairin, yang menjadi agenda pembahasan dengan PT Merex adalah persoalan pembagian saham dan jumlah pesawat agar Kaltim Air tak terganjal dengan munculnya UU No 1 tahun 2009 tentang Penerbangan.

Untuk diketahui, undang-undang yang disahkan pada 12 Januari 2009 lalu oleh Presiden RI ini salah satunya mengatur jumlah pesawat yang harus dimiliki sebuah maskapai penerbangan. Minimal, ada 10 pesawat yang beroperasi di maskapai itu, dengan catatan 5 di antaranya adalah hak milik maskapai tersebut dan 5 lainnya bisa disewa.

Sementara, PT Merex Indonesia sendiri dalam awal kerja sama dengan pemprov, baru akan membeli 1 pesawat kecil dan menyewa 5 pesawat lainnya dengan berbagai kapasitas. Artinya, baru ada 6 pesawat dengan rincian baru 1 pesawat yang merupakan hak milik. Atau masih belum memenuhi isi UU Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan itu.

Hal ini tergambar dari paparan PT Merex Indonesia ke pemprov beberapa waktu lalu. Sebelumnya, pihak PT Merex Indonesia menyebutkan, untuk tahap pertama selama 1-3 tahun, Kaltim Air akan membeli satu pesawat kecil untuk memenuhi persyaratan memiliki air operator certificate (AOC).

Selanjutnya dalam 1-3 tahun, perusahaan ini akan menyewa pesawat Boeing 737-500 atau sekelas untuk melayani rute Tarakan-Balikpapan-Jakarta. Kaltim Air juga akan menyewa pesawat ATR-42 yang akan menghubungkan bandara besar di Kaltim ke bandara yang lebih kecil. Terutama dari Balikpapan dan Tarakan ke sejumlah daerah. Perusahaan ini juga akan menyewa tiga pesawat Twin Otter/Cessna Grand Caravan untuk melayani penumpang di daerah yang memiliki landasan di bawah 1.000 meter.

“Karena itulah, kami tak ingin ketika maskapai sudah terbentuk, ternyata jumlah pesawatnya masih kurang. Rencananya, Gubernur akan menanyakan langsung bagaimana PT Merex Indonesia menghindari ganjalan ini,” sebut Zairin.

Sementara, untuk pembagian saham, dikatakan Zairin, pemprov menuntut agar ada kejelasan berapa persen saham yang akan diterima pemprov. Apalagi, menurut perhitungan PT Merex Indonesia, pemprov hanya berkutat pada angka 30 persen.

“Soal saham ini, juga akan menjadi agenda utama pembahasan. Pemprov menuntut agar ada rincian pembagian saham dari kedua belah pihak. Dan bagaimana kelanjutan rencana pembangunan maskapai ini,” ujar Zairin. (*/che)



http://www.kaltimpost.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=22745

Teganjalnya MoU Kaltim Air

Pembentukan maskapai penerbangan Kaltim Air terancam batal. PT Merex Indonesia mengklaim tak mau bekerja sama dengan Perusda MBS.

DUNIA penerbangan perintis di Kaltim seolah masuk pada titik nadir. Terutama rute penerbangan di utara Kaltim yang tak bisa ditembus melalui jalan darat seperti ke Krayan (Nunukan) atau Long Ampung di Kayan Hulu (Malinau). Rute penerbangan dari dan ke sana dengan ibukota Kaltim semakin tak menentu. Mungkin saja menunggu selesainya proyek BSB (Bandara Samarinda Baru) Sungai Siring, Samarinda, baru normal.

Tidak menentunya penerbangan perintis ke wilayah pedalaman dan perbatasan itu memang menjadi salah satu ‘PR’ Gubernur Awang Faroek Ishak. Tak hanya rutinitas penerbangannya, tapi faktor infrasruktur bandaranya sendiri yang juga kurang menguntungkan. Tak heran kalau perusahaan penerbangan reguler enggan beroperasi di Kaltim, kecuali memilih rute lain dengan arus penumpang lumayan padat.

Kaltim sendiri melalui Gubernur Faroek memang menggebu-gebu ingin membangun usaha penerbangan sendiri. Nama maskapainya pun sudah disebut Kaltim Air yang nanti melayani semua rute penerbangan di Kaltim. Tak tertutup pula operasionalnya ke luar Kaltim. Tapi, persoalannya terganjal pada kesepakatan (MoU) antara PT Merex Indonesia dan Perusda PT MBS (Melati Bhakti Satya) yang masih buntu.

Nota kesepahaman atau MoU (memorandum of understanding) anatar Pemprov – PT Merex Indonesia terancam batal. Pasalnya, PT Merex meminta ke Gubernur Kaltim lewat surat yang dikirim beberapa waktu lalu, agar MoU dengan Perusda MBS tak diteruskan. Bertentangan dengan MoU yang disepakati di Balikpapan, 28 April 2009.

Perwakilan PT Merex Indonesia di Kaltim, Endang Susilowati tidak menampik persoalannya. Ia mengaku, kerja sama dengan Perusda MBS yang notebene milik pemerintah akan menjadi hambatan PT Merex untuk mendapat dana pihak ketiga. Itu terkait ekspansi ke depan jika Kaltim Air terwujud dan menjadi besar. ‘’Kalau bekerjasama dengan Perusda, kami akan kesulitan mendapatkan dana pihak ketiga seperti pemberian kredit dari bank. Cuma itu masalahnya, dan kami masih menunggu jawaban Gubernur,” katanya kepada wartawan.

PT Merex diakuinya sangat komitmen membangun Kaltim Air. Terlebih sudah menggelontorkan sekitar Rp 200 juta untuk studi kelayakannya. Masalah lainnya, PT Merex belum menyerahkan akta perusahaan dan laporan keuangannya. Padahal, Direktur Perusda MBS, Sabri Ramdhany, sesuai keputusan Mendagri harus dicantumkan. “Jika Perusda mengadakan kerja sama dengan swasta, maka pendirian akta perusahaan dan laporan keuangan yang telah diaudit wajib diserahkan,” timpalnya.

Benarkah begitu? Direktur MBS, Sabri Ramdhany mengaku belum ada tanda-tanda menggembirakan terkait pendirian maskapai yang digagas Pemprov Kaltim. Padahal, akunya, MBS telah memberikan draft perjanjian kerja sama sehari setelah penandatanganan MoU yang sampai saat ini belum ada jawaban. “Tahu-tahunya saya dengar PT Merex meminta supaya mendirikan Kaltim Air tanpa Perusda,” terangnya agak kecewa seperti dilansir Kaltim Post hari Senin, 15 Juli 2009.

Sabri pun mengaku, masih banyak yang harus dibahas lebih detail. Antara lain soal pembagian saham antara Pemprov -- PT Merex, pendirian badan hukum Kaltim Air, sususan komisaris, dan jajaran direksi. “Dalam draf itu, jajaran komisaris dan direksi dikosongkan. Nanti PT Merex yang mengajukan sebagai pemegang saham terbesar,’’ ujarnya seraya menimpali pembagian saham nya diperkirakan 30 persen Pemprov (Perusda MBS) dan 70 persen PT Merex. Mungkinkah Kaltim Air itu terwujud atau tak lebih hanya retorika Gubernur Faroek belaka? *shahibul


http://www.bongkar.co.id/daerah/samarinda/1065-teganjalnya-mou-kaltim-air.html

KPMKT Harus Bangkit Jadi Kekuatan Moral

Foto : Boesran Hidayat
 
SAMARINDA- Gubernur Kalimantan Timur Dr H Awang Faroek Ishak, mengimbau para alumni Keluarga Pelajar Mahasiswa Kalimantan Timur (KPMKT) yang tersebar di seluruh nusantara bersatu dan harus bangkit menjadi kekuatan moral untuk mendukung percepatan pembangunan daerah.

KPMKT bukan partai politik, tetapi harus menjadi organisasi kekuatan moral bagi semua pihak di Kaltim, sehingga menjadi pendorong terciptanya kebersamaan untuk kepentingan pembangunan di segala bidang.

Hal itu disampaikan gubernur, terkait dengan semakin beratnya tantangan pembangunan di era globalisasi, termasuk 2012 , seiring dengan terbukanya kawasan regional ASEAN. “Salah satu contoh, Philipina sekarang lagi gencar menyelenggarakan khursus Bahasa Indonesia. Mereka rupaya mempersiapkan pasar empuk mengincar bisnis di Indonesia, karena itu Kaltim tidak boleh kalah bersaing,” kata Gubernur dalam sambutan tanpa teks pada ramah tamah dengan alumni KPMKT di Lamin Etam, Sabtu malam pekan lalu.

Dirinya ungkap gubernur, bersama Wagub Farid Wajdy yang diberi amanah rakyat Kaltim, akan bertekad memajukan bumi etam di berbagai bidang pembangunan. Salah satu program prioritas utama adalah pendidikan. Dengan pendidikan berkualitas daya saing Kaltim semakin ditingkatkan.

Dia minta pengurus KPMKT segera menginvesterisasi para putra-putri seluruh Indonesia. Karena Pemprov memiliki program beasiswa untuk 30 ribu orang setiap tahun, beasiswa itu akan diberikan, diantaranya untuk sarjana teknik kimia untuk bekerja di pabrik amonium nitrat yang membutuhkan 200 orang.

“Saya meminta KPMKT untuk membantu pemerintah daerah dalam mengarahkan para putra-putra Kaltim menuntut ilmu sesuai bidang studi yang diperlukan pasar kerja sekarang ini,” pinta gubernur.

Dalam kesempatan itu, gubernur juga mengajak para alumni-alumni KPMKT yang mempunyai kemampuan berbisnis untuk bersatu membangun Kaltim ke arah yang lebih baik dan maju di masa depan.

“ Pada era kepemimpinan saya, kami harap muncul konglomerat-konglomerat Kaltim yang mampu membangun daerah sendiri. Tetapi saat ini mana pengusaha Kaltim itu. Saat ini tidak satupun pengusaha Kaltim yang besar, Padahal sudah saatnya kita ini menjadi tuan rumah di negeri sendiri, jangan hanya menjadi penonton,” tantang gubernur yang dalam kesempatan itu juga meminta dukungan KPMKT mewujudkan Kaltim Airlines,

Malam ramah-tamah itu juga dihibur dengan lahu-lagu kenangan masa lalu, juga diputarkan film pendek mengambarkan kehidupan mahasiswa tempo dulu di rumah kost saat menuntut ilmu di negeri orang, film gambaran masa lalu itu teryata membangkitkan kenangan para alumni ada yang terharu, juga merasa geli tingkah polah mereka saat menjadi anak kost.

Namun, ada juga yang terharu teringat kenangan yang tidak terlupakan karena jauh dari orang tua dan mengharapkan kiriman wesel setiap bulan. Tidak ketinggalan malam kenangan itu gubernur menyumbangkan suaranya untuk menghibur para alumni KPMKT.(sar/hmsprov).


http://www.kaltimprov.go.id/kaltim.php?page=detailberita&id=5373

KPMKT Desak Gubernur Tuntaskan Persoalan KPC

BALIKPAPAN - Konsolidasi Nasional Keluarga Pelajar-Mahasiswa Kalimantan Timur (KPMKT) yang berlangsung di Hotel Blue Sky Pandurata Jakarta, 19-20 Maret kemarin berhasil menyepakati tujuh rekomendasi. Konsolidasi Nasional diikuti PP KPMKT dan cabang KPMKT seluruh Indonesia, serta sejumlah alumni.

Ketua PP KPMKT Kashariyanto mengungkapkan, rekomendasi akan disampaikan kepada Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak dan Bupati/Walikota se Kaltim. Tujuh rekomendasi tersebut, meliputi rekomendasi internal organisasi dan eksternal yang berkaitkan dengan kebijakan pembangunan di Kaltim.

"Ada beberapa hal yang kami soroti dalam Konsolidasi Nasional kemarin, di antaranya soal alokasi anggaran beasiswa, otonomi daerah, kemiskinan, masalah divestasi KPC, serta persoalan hukum yang terjadi di Kaltim," ujar Kashariyanto, Selasa (23/3).

Khusus terkait beasiswa, KPMKT menyarankan kepada Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak agar menginstruksikan kepada Bupati/Walikota mengalokasikan dana beasiswa bagi anggota KPMKT yang tidak mampu. "Para mahasiswa Kaltim yang sekarang kuliah di daerah merupakan kader-kader calon pemimpin daerah. Mereka anak-anak kita yang harus kita bantu," kata Kashariyanto.

Meski demikian, alokasi beasiswa dari Pemprov maupun Kabupaten/Kota juga harus jelas dan tepat sasaran. KPMKT sebagai wadah organisasi pelajar dan mahasiswa bisa merekomendasikan nama-nama pelajar dan mahasiswa yang layak menerima beasiswa.

Secara khusus, KPMKT juga mendesak Gubernur agar menuntaskan persoalan divestasi KPC yang hingga saat ini masih menjadi bola liar. Kashariyanto menambahkan, menyikapi masalah- masalah hukum di Kaltim, pengurus KPMKT dalam waktu dekat akan ke KPK. "Hasil Konsolidasi Nasional KPMKT di Jakarta ini akan kita sampaikan ke Gubernur dan Bupati/Walikota, sehingga bisa ditindaklanjuti," tandasnya. (son)

Rekomendasi Jakarta
1. Membenahi internal dan eksternal organisasi/program PP dan Cabang KPMKT se Indonesia
2. Mendukung Pemprov dan 14 Pemkab/Kota memprioritaskan beasiswa untuk pelajar dan mahasiwa Kaltim
3. Meningkatkan peranan KPMKT dalam pembangunan di Kaltim dan 14 Kabupaten/Kota
4. Mengingatkan kepada Gubernur dan Bupati/Walikota agar selalu perpegang teguh pada komitmen semangat otonomi daerah yang bermoral
5. Mendorong Pemprov dan Kabupaten/Kota agar permasalahan kemiskinan secepatnya teratasi agar sebutan Kaltim sebagai provinsi kaya seimbang dengan kenyataan.
6. Memilih anggota DPR(D) serta Gubernur dan Bupati/Walikota yang memiliki komitmen terhadap kemajuan Kaltim
7. Mendorong terwujudnya pemerintahan yang bersih bebas dari kasus-kasus KKN, di semua instansi di Kaltim. Serta mendesak Pemprov agar menuntaskan persoalan divestasi PT KPC secara terbuka dan transparan


http://kaltim.tribunnews.com/index.php/read/artikel/52701

"Jangan Becakut Sesama Kita" Pesan Gubernur Awang di Depan Alumni KPMKT

Foto : Boesran Hidayat
 
SAMARINDA–“Jangan becakut dan jangan bakelahi sesama kita. Jaga kekompakan, karena hanya dengan kekompakkan kita akan bisa membangun Kaltim bersama-sama, dan berkarya sepanjang hayat demi kejayaan Kaltim”

Pesan penyemangat itu dilontarkan Gubernur Kaltim Dr. H Awang Faroek Ishak kepada Ikatan Alumni Keluarga Pelajar Mahasiswa Kalimantan Rtimur (IA KPMKT) dan KPMKT saat menutup acara Reuni Akbar Nasional dan Seminar Alumni KPMKT di Lamin Etam, Minggu (22/5) dinihari kemarin.

Selain menghasilkan rumusan seminar, reuni akbar juga menetapkan Wagub Kaltim Drs H Farid Wadjdy sebagai Ketua IA oleh sembilan anggota formatur yang bersama-sama akan menyusun kepengurusan IA KPMKT, pembina IA KPMKT H Awang Faroek Ishak, serta pendirian Yayasan IA KPMKT, yang pada hari itu mendapatkan dana Rp 700 juta dari para alumni.

Reuni yang dihadiri sekira 500 alumni dari berbagai daerah di Kaltim dan luar Kaltim, serta para tokoh Kaltim itu, lebur dalam suasana sukacita dan acara pelepas kangen.

Awang meminta agar tidak hanya IA KPMKT saja yang menjadi pelopor dan mendorong perubahan, tetapi juga KPMKT. Karena itu, dia mengajak IA KPMKT dan KPKMT berjuang membangun daerah dan rakyat Kaltim, dengan mengenyampingkan kepentingan pribadi.

“Ayo kita bangun Kaltim, untuk kesejahteraan rakyat Kaltim, jangan mendahulukan kepentingan pribadi,” ujar alumni KPMKT Cabang Malang itu.

Awang terus-menerus menyemangati melalui pesan-pesan sekaligus menyampaikan gagasan-gagasannya selama memimpin Kaltim. “Selama saya memimpin Kaltim, saya ingin ada orang Kaltim yang menjadi konglomerat di Kaltim, bila perlu lahir dari IA KPMKT,” tantangnya.

“Tapi mana, sampai sekarang belum ada pengusaha di Kaltim yang menjadi konglomerat. Jangan sampai kita seperti ayam yang mati di lubung dan hanya sekadar menjadi penonton. Kita harus menjadi pelaku pembangunan dan perubahan di Kaltim,” sindir dia.

Bila ada pengusaha Kaltim yang menjadi konglomerat, katanya, maka kekayaan Kaltim bisa dikelola orang Kaltim sendiri untuk kesejahteraan rakyat Kaltim. ’’Alumni KPMKT bersama-samaka KPMKT harus bangkit, sekarang ini saatnya kita bangun Kaltim dengan kekuatan kita sendiri dan mari kita nikmati untuk kesejahteraan rakyat Kaltim sendiri,” sebutnya.

Selama ini, sindirnya, para pengusaha yang ingin membangun Kaltim, adalah pengusaha yang datang dari luar Kaltim, yang memang sangat berminat menanamkan modalnya di Kaltim, sementara pengusaha Kaltim sangat sedikit yang berminat menanamkan modalnya di Kaltim.

“Banyak pengusaha yang datang ke saya, tapi pengusaha luar Kaltim. Mana dari Kaltim?” tantang dia.

TAK BISA MENOLAK

Mengawali pidato pendananya, Ketua IA KPMKT Farid Madjdy mengaku, tidak bisa menolak dan tidak akan menolak dipilihnya dirinya sebagai Ketua IA KPMKT. “Tidak ada kata menolak buat saya,” katanya mantap disambut aplaus dan ungkapan: “Hidup Farid.”

Foto : Boesran Hidayat
 
Namun, alumni KPMKT Cabang Jogjakarta itu meminta, agar sembilan anggota formatur tetap mendampingi dirinya menyusun pengurus IA KPMKT. “Saya minta kepada formatur tetap mendampingi saya menyusun kepengurusan IA KPMKT agar lebih sempurna dan dapat mengakomodasi semua alumni,” pintanya.

Dia berharap, kepengurusan IA KPMKT mampu menjadi pendorong dan mampu menjalin kerjasama dengan Pemprov Kaltim, kota dan kabupaten se-Kaltim untuk membawa Kaltim yang lebih maju dan sejahtera.

Dia juga meminta kepada semua alumni agar tidak menjadi penonton di Kaltim, tetapi alumni KPMKT harus bisa menjadi pendorong perubahan di Kaltim. “Saatnya kita menjadi tuan di rumah kita sendiri. Dan terus berkarya sepanjang hayat kita,” pintanya.

Foto : Boesran Hidayat
 
Ketua Panitia Pelaksana yang juga didaulat menjadi Ketua Formatur, H Achmad Husry didampingi delapan anggota formatur dalam pengantarnya mengatakan, formatur tidak menyusun kepengusan, tetapi lebih memberikan kepada ketua terpilih untuk menyusun pengurus yang akan mendampingi ketua.

“Sesuai amanat alumni, kami sepakat memilih beliau, yang namanya Farid Wadjdy sebagai Ketua IA KPMKT dan Awang Faroek Ishak sebagai pembina. Selanjutnya. Ketua terpilih yang melengkapi kepengurusan,” kata dia disambut riuh dan aplaus alumni dan okoh Kaltim.

Selain itu, kata dia, seminar dan reuni sepakat mendirikan Yayasan IA KPMKT yang akan diwujudkan oleh pengurus nantinya. “Yayasan ini bergerak di berbagai bidang, terutama SDM. Dan kami berhasil menghimpun dana dari alumni sebanyak Rp 700 juta yang akan digunakan untuk mengembangkan yayasan,” kata Husry, lagi disambut aplaus alumni.(nir)

http://campurb.blogspot.com/2011/05/jangan-becakut-sesama-kita-pesan.html